Kepemimpinan Ditengah Krisis

Kepemimpinan Ditengah Krisis

  •  2 tahun yang lalu

Situasi pandemik COVID19 sekarang ini menyentuh siapa saja, tidak mengenal batas usia, kondisi keuangan, status ataupun peran Anda saat ini. Tidak hanya bagi pekerja tetapi juga pengusaha dan negara. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga seluruh dunia. 

Beberapa rekan saya yang memiliki pabrik mengeluh susahnya mencari pinjaman saat ini untuk ia gunakan membayar gaji ratusan karyawannya karena tidak adanya produksi dan terancam tutup. Juga celotehan banyak pekerja yang dirumahkan sementara, namun tidak mendapatkan gaji selama penerapan PSBB terjadi. Dan kalau melihat berita yang beredar di media sosial atau televisi, kita mendapati roda perekonomian melambat pada hampir seluruh sektor. 

Pandemik COVID19 juga berpengaruh cukup signifikan terhadap kondisi kesehatan psikologis banyak orang. Perubahan situasi dan kebiasaan gaya hidup akibat pandemik ini mau tidak mau memaksa orang untuk keluar dari zona nyaman dan aktivitas yang menjadi kebiasaannya.   Apakah ini juga terjadi dengan Anda?


Respon Anda dan Krisis

Krisis yang Anda dan saya alami saat ini mungkin sudah pernah Anda hadapi sebelumnya, meski bentuk krisisnya berbeda atau bagi generasi milenial, ini adalah yang pertama kali buat Anda. Dan berdasarkan studi bahwa krisis itu berulang; suka atau tidak suka, siap atau tidak siap. Dan setiap orang pasti akan mengalaminya.

Dalam kepemimpinan yang efektif; tidak hanya menjadi pemimpin atau menjalankan peran pemimpin di perusahaan Anda bekerja atau organisasi yang Anda ikuti, tetapi juga pemimpin bagi diri Anda sendiri, respon Anda melihat dan bertindak terhadap situasi yang akan membedakan Anda dengan orang lain.

Ketika krisis terjadi, ada tiga respon yang biasanya muncul. Respon pertama adalah Anda mengeluh terjadinya krisis dan berhenti tidak melakukan apa - apa. Anda mengeluhkan kesulitan Anda, menyalahkan pemerintah, atasan Anda atau pasangan Anda. Anda marah - marah atau bahkan depresi dan menghindar bertemu orang lain. Intinya Anda hanya mengasihani diri Anda sendiri sebagai orang yang harus dibantu karena Anda merasa hanya diri Anda yang paling susah. Respon kedua adalah Anda mengeluh dan mengiyakan krisis memang terjadi. Anda sudah berusaha untuk positif sambil terus memantau berita - berita negatif dan mempengaruhi secara bawah sadar emosi dan proses berpikir Anda. Respon kedua ini membuat Anda pasrah dan tidak melakukan apa - apa. Anda merasa krisis adalah pencobaan dan Anda harus menanggungnya. Anda diam saja dan berharap orang lain yang akan menolong Anda. 

Dan respon ketiga adalah Anda sadar krisis sedang terjadi. Anda tidak berusaha bersikap positif atau terkesan positif. Anda mengatakan kepada diri Anda, “ya krisis memang menimpa saya”, dan Anda menjalani kehidupan Anda dengan beradaptasi terhadap situasi Anda saat ini. Dan Anda mencari peluang, “apa yang bisa saya lakukan dalam menghadapi situasi ini supaya menjadi lebih baik?”


Respon dan  Kepemimpinan Pribadi

Ini yang tidak dapat dipungkiri bahwa karakter dan kesuksesan seseorang menjalani kehidupan dibangun dengan bagaimana cara atau respon seseorang menghadapi krisis. Mereka yang menjadi pemenang adalah mereka yang belajar untuk melihat kesempatan dibalik krisis yang terjadi. Mereka yang menjadi pemenang adalah pribadi yang melihat kebaikan ditengah krisis. Ia tidak menyalahkan kondisi atau orang lain namun ia melihat kedalam diri apa yang bisa ia lakkan supaya dirinya lebih baik dan lebih produktif.

Ini adalah sikap seorang pemimpin yang sejatinya.

Ketika krisis datang, Anda tidak bisa mengharapkan orang lain melakukan sesuatu bagi diri Anda; entah orang lain itu bawahan Anda, atasan Anda, pasangan Anda, tetangga Anda atau pemerintah. Ketika Anda berperan sebagai seorang pemimpin, setidaknya pemimpin bagi diri Anda sendiri, Anda mendorong dan memaksa diri Anda untuk menghadapi krisis yang terjadi. Anda tidak memanjakan diri Anda dengan berupaya berpikir positif atau mengasihani diri Anda sendiri. Anda mendorong diri Anda untuk melakukan sesuatu diluar kebiasaan Anda selama ini. Anda mencari cara - cara baru, membuka peluang atau kemungkinan - kemungkinan, termasuk memperbaiki cara kerja Anda dan membangun persistensi yang mungkin selama ini sedikit diabaikan.

Salah satu contoh seorang pemimpin yang saya temukan satu minggu lalu adalah seorang karyawan dari salah satu department store yang merumahkan karyawannya tanpa gaji. Ia sudah berkeluarga, single parent dan memiliki dua orang anak yang harus dibiayai. Kehidupan di Jakarta tanpa penghasilan adalah tantangan tersendiri. Ia menyadari bahwa ia tidak bisa berharap adanya bantuan dari pemerintah sehingga ia harus mencari jalan keluar atas masalahnya. Dan saat ini ia membuat masker yang memang sangat dibutuhkan saat ini dan dijual ke salah satu lembaga sosial yang dikelola olen salah satu rekan saya. Ia juga kemudian membuka toko online untuk menjual makanan yang hasilnya cukup untuk membiayai kebutuhannya saat ini.


Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

Hanya diri Anda yang mampu membuat diri Anda menadi seorang pribadi yang lebih baik. Terutama disituasi saat ini adalah kesempatan kita bersama untuk berbenah diri dan melihat kedalam.

Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menjadi pribadi yang lebih baik ditengah krisis saat ini:

    1. Tanyakan kepada diri Anda. Apa perasaan Anda saat ini ditengah pandemik atau krisis saat ini? Tuliskan, kenali dan akui perasaan Anda dengan jujur.
    2. Apa saja kekuatiran atau ketakutan Anda terhadap krisis yang Anda hadapi saat ini? Ini bisa terkait dengan diri Anda atau orang - orang terdekat Anda yang merasakan dampaknya secara langsung.
    3. Tuliskan apa saja peluang atau kemungkinan yang bisa Anda lakukan untuk mengelola emosi Anda dan mengatasi krisis yang sedang Anda hadapi.
    4. Bangun jejaring Anda. Hubungi kembali teman - teman atau keluarga yang sudah lama tidak pernah berhubungan dengan Anda. Bangun kembali hubungan dengan mereka. Dengan teknologi saat ini, Anda bisa membangun hubungan dengan lebih mudah.
    5. Lakukan tindakan. Perubahan tidak akan pernah terjadi tanpa Anda melakukan sebuah tindakan, termasuk melakukan tindakan yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya. Ini akan membangun kekuatan internal Anda dan membentuk karakter Anda. Ketika Anda melakukan tindakan, lakukanlah dengan konsisten sampai berhasil.
    6. Cari seseorang yang bisa menjadi mentor Anda yang bisa mendorong dan memaksa Anda menjadi pribadi yang lebih baik. Terbuka terhadap masukan dan evaluasi secara terus menerus diri Anda untuk naik ke level kehidupan berikutnya.
  1. Christine Manopo (International Leadership Facilitator, Consultant, Business Coach & Penulis Buku)