
Apakah perilaku ini yang muncul di karyawan Anda ?
“My employees don’t have any initiatives in optimizing their abilities. I believe they must have a responsibility to learn new things. It’s not my responsibility to make them learn.”
Sebagian besar karyawan muda berpikir bahwa kunci sukses mereka dalam meniti karir, bergantung dari kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas – tugas nya secara sempurna. Pendapat diatas tentu benar, namun sayangnya hanya separo benar. Sebab tolok ukur kesempurnaan kerja yang dianut oleh karyawan muda ini belum tentu sama dengan tolok ukur kesempurnaan kerja dari atasan nya. Alih-alih mendapatkan pujian, sangat bisa jadi yang diperoleh karyawan muda yang telah berusaha melaksanakan tugas sesempurna mungkin tadi adalah pengabaian atau bahkan cercaan.
Sebagian besar dari karyawan yang bekerja tentu ingin terus mengembangkan karirnya menuju posisi puncak organisasi. Ada sebuah artikel berjudul “Leaders in Transition” yang ditulis oleh Matt Paese dan Richard S Wellins yang menyatakan bahwa Fokus kompetensi yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin untuk tiap jenjang level manajerial ternyata berbeda-beda. Dari hasil risetnya, mereka menemukan bahwa kompetensi utama bagi seorang First Line Manager/People Leader / supervisor adalah Coaching dan Developing Others. Sementara kompetensi utama bagi Middle manager / Operasional leader / Manager Madya adalah Create and Share Inspiring Vision, dan kompetensi utama bagi Top Manager / Strategic Leader / Pimpinan Puncak adalah Networking Skill. Riset tersebut juga menyatakan bahwa walaupun bukan kompetensi yang paling utama, namun Networking Skill tetap merupakan 8 besar kompetensi perilaku yang dibutuhkan Supervisor maupun manajer madya. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi networking skill / Ketrampilan membangun jejaring merupakan kompetensi yang yang sedari awal berkarir perlu dikuasai dan dikembangkan.